Koefisien partisi

Dalam kimia fisik, suatu koefisien partisi (P) atau koefisien distribusi (D) adalah perbandingan konsentrasi senyawa dalam campuran dua fase yang tak larut pada kesetimbangan. Perbandingan ini merupakan ukuran perbedaan kelarutan senyawa dalam dua fase tersebut. Koefisien partisi umumnya mengacu pada perbandingan konsentrasi spesi senyawa tidak terionisasi sedangkan koefisien distribusi mengacu pada perbandingan konsentrasi semua spesi senyawa (terionisasi dan yang tidak terionisasi).[1]

Dalam ilmu kimia dan farmasi, kedua fase tersebut biasanya merupakan pelarut.[2] Umumnya, salah satu pelarutnya adalah air sedangkan yang kedua adalah pelarut hidrofobik seperti 1-oktanol.[3] Oleh karena itu, koefisien partisi mengukur seberapa hidrofilik ("cinta air") atau hidrofobik ("takut air") zat kimia tersebut. Koefisien partisi berguna untuk mengestimasi distribusi obat dalam tubuh. Obat hidrofobik dengan koefisien partisi oktanol/air tinggi terutama didistribusikan ke daerah hidrofobik seperti selubung lipid dwilapis. Sebaliknya obat hidrofilik (koefisien partisi oktanol/air rendah) ditemukan terutama di daerah berair seperti serum darah.[4]

Jika salah satu pelarutnya adalah gas dan lainnya adalah cairan, maka koefisien partisi gas/cair dapat ditentukan. Misalnya, koefisien partisi darah/gas dari anestesi umum digunakan untuk mengukur seberapa mudah anestesi mengalir dari gas ke darah.[5] Koefisien partisi juga dapat didefinisikan bila salah satu fase adalah padatan, misalnya, bila satu fase adalah logam dan yang kedua adalah logam padat,[6] atau ketika keduanya adalah padatan.[7] Pemisahan suatu zat menjadi padatan menghasilkan larutan padat.

Koefisien partisi dapat diukur secara eksperimental dengan berbagai cara (dengan shake-flask, HPLC, dan lain sebagainya) atau dapat diperkirakan melalui perhitungan berdasarkan berbagai metode (berbasis fragmen, berbasis atom, dan lainnya).

  1. ^ Kwon Y (2001). "4.2.4: Partition and Distribution Coefficients". Handbook of Essential Pharmacokinetics, Pharmacodynamics and Drug Metabolism for Industrial Scientists. (secondary). New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers. hlm. 44. ISBN 978-1-4757-8693-4. 
  2. ^ Leo A, Hansch C, and Elkins D (1971). "Partition coefficients and their uses". (secondary). Chem Rev. 71 (6): 525–616. doi:10.1021/cr60274a001. 
  3. ^ Sangster J (1997). Octanol-Water Partition Coefficients: Fundamentals and Physical Chemistry. (secondary). Wiley Series in Solution Chemistry. 2. Chichester: John Wiley & Sons Ltd. hlm. 178. ISBN 978-0-471-97397-3. 
  4. ^ Shargel L, Susanna W, Yu AB (2012). "Chapter 10: Physiological Drug Distribution and Protein Binding". Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. (secondary) (edisi ke-6th). New York: McGraw-Hill Medical. hlm. 211. ISBN 978-0-07-160393-5. 
  5. ^ Golan DE, Tashjian AH, Armstrong EJ, Armstrong AW (2008). "Chapter 15: General Anesthetic Pharmacology". Principles of Pharmacology: The Pathophysiologic Basis of Drug Therapy. (secondary) (edisi ke-2nd). Philadelphia, Pa.: Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 243. ISBN 978-0-7817-8355-2. 
  6. ^ Stallman R, Ngan A (2014). "Chapter 3: Solidification". Modern Physical Metallurgy. (secondary) (edisi ke-8th). Amsterdam: Elsevier/Butterworth-Heinemann. hlm. 93–120, esp. 106ff. ISBN 978-0-08-098204-5. 
  7. ^ Machlin ES (2007). "Chapter 3: Free Energy and Phase Diagrams". An Introduction to Aspects of Thermodynamics and Kinetics Relevant to Materials Science. (secondary) (edisi ke-3rd). Amsterdam: Elsevier. hlm. 98. ISBN 978-0-08-054968-2. Solid–solid equilibria equivalent to the solid–liquid case 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search